Langkah-langkah Menulis Cerpen yang Sistematis
Cerpen merupakan karangan prosa yang bertumpu pada satu kisah atau kejadian. Cerita dalam cerpen tidak melebar ke mana-mana namun tetap konsiten pada satu topik, satu tokoh, atau satu konflik tertentu. Sehingga cerpen terkesan pendek, tidak sampai mengabiskan pululah halaman. Bahkan cerpen dikatakan dapat selesai dibaca satu kali duduk.
Demikian pula dalam menulis cerpen sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Cerpen dapat ditulis dalam satu kali duduk juga. Itu artinya, jika hanya sekedar menulis saja, mungkin cukup satu atau dua jam, bahkan lebih cepat dari itu. Namun, dalam hal mencari ide dan lainnya, kadang butuh waktu berhari-hari. Bahkan ada pula melakukan riset terlebih dahulu.
Nah, berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat atau menulis cerpern secara sistematis. Langkah-langkah ini sangat diperlukan untuk membuat cerpen yang matang dan berkualitas.
Langkah-langkah Menulis Cerpen
1. Memilih tema/topik:
Tema/topik apa pun yang ada di masyarakat dapat dijadikan bahan baku cerpen, misalnya: pendidikan, sosial, lingkungan, olah raga, jurnalistik, peristiwa sejarah, dan Iain-Iain.
2. Menentukan tokoh-tokoh dan mendeskripsikan watak tokoh:
Tokoh dalam cerpen berfungsi sebagai alat penyampai masalah yang akan dikemukakan pengarang. Untuk itu tentukan tokoh yang akan berperan dalam cerpen Anda. Ada kalanya nama tokoh dipilih untuk menggambarkan watak tokoh tersebut. Untuk itu, selain memilih nama tokoh sekaligus Anda dapat menentukan watak tokoh tersebut, misalnya: Topan (berwatak semau gue, suka bergaya, sombong), Dinda (berwatak lembut, baik hati), Prabu (berwibawa dan suka menolong).
3. Merumuskan garis besar cerita:
Sebelum menuangkan ide ke dalam bentuk tulis, langkah efektif agar kita (pengarang) mempunyai pijakan cerita ialah merumuskan garis besar cerita. Misalnya: Cerita ini bermula ketika .... Tokoh mempunyai persoalan/mengalami peristiwa…. Lalu ia ... sementara itu tokoh ... Persoalan di antara keduanya mencapai puncaknya ketika…, dan seterusnya.
4. Menentukan alur cerita:
Dalam karya sastra dikenal ada tiga macam alur cerita yaitu alur progresif (alur maju), alur regresif (alur mundur), dan alur campuran. Karya sastra dikatakan menggunakan alur maju apabila peristiwa dalam cerita tersebut disajikan secara runtut dari awal cerita sampai akhir penyelesaian. Dikatakan menggunakan alur mundur apabila peristiwa yang disampaikan dalam cerita dimulai dari peristiwa saat ini lalu menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu. Sementara disebut alur campuran apabila pengarang dalam menyajikan cerita menggunakan alur maju dan alur mundur sekaligus.
5. Menentukan latar cerita:
Latar (setting) cerita terdiri atas tiga jenis, yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar peristiwa. Misalnya saja cerita yang akan Anda sampaikan tersebut terjadi di suatu tempat (misalnya: di Yogyakarta, pasar malam, kantor guru), pada suatu waktu (tahun, bulan, hari, sebelum matahari terbit, petang, dan lain-lain), dan pada suasana tertentu.
6. Memilih gaya penceritaan:
Ada beberapa pilihan yang dapat digunakan untuk menceritakan suatu peristiwa. Kita dapat memilih gaya penceritaan secara langsung atau secara tidak langsung. Apabila penceritaan secara langsung menjadi pilihan kita, maka kita bisa menggunakan sudut pAndang aku-an, artinya kita (pengarang) seolah-olah mengalami sendiri peristiwa dalam cerita.
7. Memilih diksi:
Diksi atau pilihan kata harus disesuaikan dengan tema cerita dan kepada siapa cerita itu ditujukan. Hal itu dimaksudkan agar cerita yang akan disampaikan terasa akrab dengan kehidupan pembaca sehingga mudah dipahami. Jika berlatih menulis cerpen menggunakan tema kehidupan remaja, Pengarang dapat memilih kata (diksi) menggunakan bahasa pergaulan dan istilah-istilah yang sering dipergunakan sehari-hari di kalangan remaja. Terkadang akan muncul kalimat seperti, “Doi tuh ngertiin gue banget!”
8. Membuat kerangka karangan dan mengembangkannya:
Kini kita sampai tahap akhir dalam menulis cerpen yaitu membuat kerangka karangan. Yang dimaksud kerangka karangan dalam pokok bahasan ini ialah skema urutan cerita atau peristiwa yang akan dikembangkan menjadi cerpen. Tentu saja kerangka karangan harus disesuaikan dengan alur cerita yang telah ditetapkan.
Demikian pula dalam menulis cerpen sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Cerpen dapat ditulis dalam satu kali duduk juga. Itu artinya, jika hanya sekedar menulis saja, mungkin cukup satu atau dua jam, bahkan lebih cepat dari itu. Namun, dalam hal mencari ide dan lainnya, kadang butuh waktu berhari-hari. Bahkan ada pula melakukan riset terlebih dahulu.
Nah, berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat atau menulis cerpern secara sistematis. Langkah-langkah ini sangat diperlukan untuk membuat cerpen yang matang dan berkualitas.
Langkah-langkah Menulis Cerpen
1. Memilih tema/topik:
Tema/topik apa pun yang ada di masyarakat dapat dijadikan bahan baku cerpen, misalnya: pendidikan, sosial, lingkungan, olah raga, jurnalistik, peristiwa sejarah, dan Iain-Iain.
2. Menentukan tokoh-tokoh dan mendeskripsikan watak tokoh:
Tokoh dalam cerpen berfungsi sebagai alat penyampai masalah yang akan dikemukakan pengarang. Untuk itu tentukan tokoh yang akan berperan dalam cerpen Anda. Ada kalanya nama tokoh dipilih untuk menggambarkan watak tokoh tersebut. Untuk itu, selain memilih nama tokoh sekaligus Anda dapat menentukan watak tokoh tersebut, misalnya: Topan (berwatak semau gue, suka bergaya, sombong), Dinda (berwatak lembut, baik hati), Prabu (berwibawa dan suka menolong).
3. Merumuskan garis besar cerita:
Sebelum menuangkan ide ke dalam bentuk tulis, langkah efektif agar kita (pengarang) mempunyai pijakan cerita ialah merumuskan garis besar cerita. Misalnya: Cerita ini bermula ketika .... Tokoh mempunyai persoalan/mengalami peristiwa…. Lalu ia ... sementara itu tokoh ... Persoalan di antara keduanya mencapai puncaknya ketika…, dan seterusnya.
4. Menentukan alur cerita:
Dalam karya sastra dikenal ada tiga macam alur cerita yaitu alur progresif (alur maju), alur regresif (alur mundur), dan alur campuran. Karya sastra dikatakan menggunakan alur maju apabila peristiwa dalam cerita tersebut disajikan secara runtut dari awal cerita sampai akhir penyelesaian. Dikatakan menggunakan alur mundur apabila peristiwa yang disampaikan dalam cerita dimulai dari peristiwa saat ini lalu menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu. Sementara disebut alur campuran apabila pengarang dalam menyajikan cerita menggunakan alur maju dan alur mundur sekaligus.
5. Menentukan latar cerita:
Latar (setting) cerita terdiri atas tiga jenis, yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar peristiwa. Misalnya saja cerita yang akan Anda sampaikan tersebut terjadi di suatu tempat (misalnya: di Yogyakarta, pasar malam, kantor guru), pada suatu waktu (tahun, bulan, hari, sebelum matahari terbit, petang, dan lain-lain), dan pada suasana tertentu.
6. Memilih gaya penceritaan:
Ada beberapa pilihan yang dapat digunakan untuk menceritakan suatu peristiwa. Kita dapat memilih gaya penceritaan secara langsung atau secara tidak langsung. Apabila penceritaan secara langsung menjadi pilihan kita, maka kita bisa menggunakan sudut pAndang aku-an, artinya kita (pengarang) seolah-olah mengalami sendiri peristiwa dalam cerita.
7. Memilih diksi:
Diksi atau pilihan kata harus disesuaikan dengan tema cerita dan kepada siapa cerita itu ditujukan. Hal itu dimaksudkan agar cerita yang akan disampaikan terasa akrab dengan kehidupan pembaca sehingga mudah dipahami. Jika berlatih menulis cerpen menggunakan tema kehidupan remaja, Pengarang dapat memilih kata (diksi) menggunakan bahasa pergaulan dan istilah-istilah yang sering dipergunakan sehari-hari di kalangan remaja. Terkadang akan muncul kalimat seperti, “Doi tuh ngertiin gue banget!”
8. Membuat kerangka karangan dan mengembangkannya:
Kini kita sampai tahap akhir dalam menulis cerpen yaitu membuat kerangka karangan. Yang dimaksud kerangka karangan dalam pokok bahasan ini ialah skema urutan cerita atau peristiwa yang akan dikembangkan menjadi cerpen. Tentu saja kerangka karangan harus disesuaikan dengan alur cerita yang telah ditetapkan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar