Minggu, 08 Februari 2015

Penyebab dan Menanggulangi Cacat Mata Hipermetropi (Rabun Dekat)

  Tidak ada komentar
Cacat mata hipermetropi atau sering dikenal dengan nama rabun dekat, merupakan kebalikan dari cacat mata miopi (rabun jauh). Kita ketahui penyebab dari miopi disebabkan karena daya akomodasi mata berkurang yaitu kemampuan otot-otot siliar mata untuk kembali rilek (lensa mata tidak bisa mendatar) sudah berkurang sehingga lensa mata dalam keadaan cembung yang berdampak bayangan benda jatuh di depan retina.

Akan tetapi berbeda dengan cacat mata hipermetropi (rabun dekat), di mana penyebab cacat mata ini karena kemampuan mata untuk berakomodasi maksimum sangat berkurang (lensa mata cendrung mendatar) sehingga bayangan objek jatuh dibelakang retina mata. Biasanya cacat mata hipermetropi diderita oleh orang yang sudah lanjut usia, karena kemampuan otot-otot siliar mata sudah melemah sehingga tidak bisa membuat lensa mata mencembung secara optimal. Penderita kelainan mata ini tidak dapat membaca pada jarak yang normal (25 cm) karena terlihat buram dan harus menjauhkan bahan bacaannya untuk dapat membaca secara jelas. Bagaimana cara menanggulangi cacat mata hipermetropi (rabun dekat)?

Hipermetropi terjadi karena bayangan benda yang dihasilkan oleh lensa mata tidak tepat jatuh di retina melainkan jatuhnya di belakang retina. Untuk itu diperlukan suatu alat otpik yang mampu membuat bayangan benda tersebut tepat jatuhnya di retina. Itu berati sebelum sinar datang jatuh pada lensa terlebih dahulu sinar-sinar tersebut harus mengumpul di lensa mata. Oleh karena itu penderita hipermetropi harus dibantu dengan lensa cembung atau lensa positif.

Penyebab dan Menanggulangi Cacat Mata Hipermetropi (Rabun Dekat)


Supaya penderita hipermetropi mampu melihat benda yang dekat pada jarak tertentu, maka penderita rabun dekat harus menggunakan lensa kacamata yang menghasilkan bayangan maya di depan lensa pada jarak yang sama dengan titik dekat mata (s = – PP) dan pendertia hipermetropi akan berlaku s’ = – PP.

Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang bagaimana cara menanggulangi cacat mata hipermetropi, silahkan simak contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal
Seorang penderita hipermetropi memiliki titik dekat 50 cm. Agar dapat melihat benda-benda dekat (seperti mata normal yang jaraknya 25 cm), berapa kekuatan lensa yang harus digunakan?

Penyelesaian:
Diketahui:
s = 25 cm
s’ = – 50 cm
Ditanya: P = ?

Jawab:
Terlebih dahulu harus mencari jarak fokus lensa yang harus digunakan, yakni:
1/f = 1/s + 1/s’
1/f = 1/25 + 1/– 50
1/f = 2/50 – 1/50
1/f = 1/50
f = 50 cm = 0,5 m

Sekarang kita cari kekuatan lensa dengan rumus:
P = 1/f
P = 1/0,5
P = 2 dioptri
Jadi, kekuatan lensa yang harus ia gunakan agar mampu melihat benda seperti mata normal adalah 2 dioptri.


Demikian uraian singkat dari Mafia Online tentang penyebab dan cara menanggulangi cacat mata hipermetropi atau rabun dekat. Mohon maaf jika ada kata-kata atau perhitungan yang salah dalam postingan ini. Salam Mafia => Kita pasti bisa.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar