Gaya Bahasa Depersonifikasi; Pengertian dan Contohnya
Pengertian Depersonifikasi
Depersonifikasi adalah majas yang berupa pembandingan manusia dengan bukan manusia atau dengan benda (misalnya: dikau langit, daku bumi). (KBBI).
Lihat juga: Ragam Gaya Bahasa; Pengertian dan Contohnya
Gaya bahasa depersonifikasi atau pembendaan adalah kebalikan dari gaya bahasa personifikasi atau penginsanan.
Apabila personifikasi menginsankan atau memanusiakan benda-benda, maka depersonifikasi justru membendakan manusia atau insan.
Biasanya depersonifikasi ini terdapat dalam kalimat pengandaian yang secara eksplisit memanfaatkan kata: kalau, jika, jakalau, bila (mana), sekiranya, misalkan, umpama, andai (kata), seandainya, andaikan.
Contoh Depersonifikasi
Kalau dikau menjadi samudra, maka daku menjadi bahtera.
Kalau dikau samudra, daku bahtera.
Andai kamu menjadi langit, maka dia menjadi tanah.
Andai kamu langit, dia tanah.
Bila kakanda mejadi darah, maka adinda menjadi daging.
Sekiranya suami menjadi ombak, maka isteri menjadi pantai.
Andai engkau malam, maka akulah siangnya.
Bila engkau adalah sendok, akulah garpunya.
Referensi:
Pengajaran Gaya Bahasa, Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan.
Depersonifikasi adalah majas yang berupa pembandingan manusia dengan bukan manusia atau dengan benda (misalnya: dikau langit, daku bumi). (KBBI).
Lihat juga: Ragam Gaya Bahasa; Pengertian dan Contohnya
Gaya bahasa depersonifikasi atau pembendaan adalah kebalikan dari gaya bahasa personifikasi atau penginsanan.
Apabila personifikasi menginsankan atau memanusiakan benda-benda, maka depersonifikasi justru membendakan manusia atau insan.
Biasanya depersonifikasi ini terdapat dalam kalimat pengandaian yang secara eksplisit memanfaatkan kata: kalau, jika, jakalau, bila (mana), sekiranya, misalkan, umpama, andai (kata), seandainya, andaikan.
Contoh Depersonifikasi
Kalau dikau menjadi samudra, maka daku menjadi bahtera.
Kalau dikau samudra, daku bahtera.
Andai kamu menjadi langit, maka dia menjadi tanah.
Andai kamu langit, dia tanah.
Bila kakanda mejadi darah, maka adinda menjadi daging.
Sekiranya suami menjadi ombak, maka isteri menjadi pantai.
Andai engkau malam, maka akulah siangnya.
Bila engkau adalah sendok, akulah garpunya.
Referensi:
Pengajaran Gaya Bahasa, Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar